Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Diorama Semu #6

       Sudah kembali.. aku bertemu dengan gelap ini lagi. Rindu-rinduku kemarin tersampaikan. Namun hari ini aku memilih menikmatinya tanpa melukiskannya di kertas-kertasku. Aku sedang berfikir tentang banyak hal yang telah kubangun dan kurusak sebelumnya. Kulihat sekelilingku, semua masih sama sejak kutinggalkan beberapa hari yang lalu. Bayanganku masih serupa diriku. Suasana ini belum hilang. Aku berusaha mendengar lagi suara jemariku yang lalu. Isinya kebanyakan abu-abu. Tak kusangka tulisanku begitu menggambarkan sedang kosongnya diriku. Aku yang terlihat begitu mencari arti dalam mimpi, untuk menemukan ujung jalan. Aku yang begitu cinta akan gelap, malam, dan rembulan. Ternyata sebeginikah diriku? Hampir-hampir ku tak menyadarinya..        Malam ini, aku mencoba merangkai lagi beberapa cerita dahulu. Mengumpulkan harapan-harapan yang terlintas. Mengandai kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya. Teman-temanku disini, mereka diam tapi tak bisu. Mereka membantuku mengingat satu

Diorama Semu #5

       Ruangan seluas ini terasa begitu sempit dan panas meskipun tubuhku menggigil dingin. Salah satu sumber cahaya terpasang tepat beberapa meter di atas wajah. Disini banyak manusia.. tak seperti ruanganku dengan teman-temanku. Disini berisik.. aku benci keramaian. Perhatianku hanya ke beberapa sudut atas, kelambu usang yang membatasi cahaya luar, dan menetesnya cairan Ringer Laktat yang disalurkan ke tanganku.        Lama sekali aku tak berjumpa mereka. Tulisanku berhenti di ujung mana juga ku tak tahu. Aku sangat merindukannya. Sekarang hanya bisa kubayangkan saja. Sebenarnya tak apa berlama disini asal sepi, di ruang tersendiri. Kalau bosan aku bisa menyanyi, kalau terlalu bosan aku bisa mengabadikan sudut-sudut sekitarku. Pasti akan jauh lebih menyenangkan dari saat ini.        Aku butuh pena dan kertas setidaknya. Tangan kananku yang masih bisa bergerak dengan bebas harus melakukan sesuatu. Mumpung otakku juga (masih) mampu berfikir. Aku tak mau hanya diam. Meski tubuh tak