Diorama Semu #6
Sudah kembali.. aku bertemu dengan gelap ini lagi. Rindu-rinduku kemarin tersampaikan. Namun hari ini aku memilih menikmatinya tanpa melukiskannya di kertas-kertasku. Aku sedang berfikir tentang banyak hal yang telah kubangun dan kurusak sebelumnya. Kulihat sekelilingku, semua masih sama sejak kutinggalkan beberapa hari yang lalu. Bayanganku masih serupa diriku. Suasana ini belum hilang. Aku berusaha mendengar lagi suara jemariku yang lalu. Isinya kebanyakan abu-abu. Tak kusangka tulisanku begitu menggambarkan sedang kosongnya diriku. Aku yang terlihat begitu mencari arti dalam mimpi, untuk menemukan ujung jalan. Aku yang begitu cinta akan gelap, malam, dan rembulan. Ternyata sebeginikah diriku? Hampir-hampir ku tak menyadarinya..
Malam ini, aku mencoba merangkai lagi beberapa cerita dahulu. Mengumpulkan harapan-harapan yang terlintas. Mengandai kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya. Teman-temanku disini, mereka diam tapi tak bisu. Mereka membantuku mengingat satu per satu hal yang hampir terlewatkan. Semua diorama punya kenangan. Selanjutnya, aku belum tahu memilih untuk apa.
Penaku mengatakan untuk terus berjalan.. ia tak mau aku berhenti karena habis tintanya. Kertas-kertasku memintaku tak membenci kotor.. mereka yang tak suka tetap menjadi putih tak bernoda. Bayanganku menyemangatiku untuk terus menari bahagia kala mencapai titik.. ia marah jika hanya duduk diam. Jam dinding di atas sana memanggilku untuk terus bercerita memecah malam.. ia tak ingin bekerja sendirian. Kalender pemanis tembok juga tak ketinggalan tersenyum mendukungku.. ia mengingatkan akan hari yang akan terus berganti akan sia-sia tanpa aku berbuat sesuatu. Mereka semua menyemangatiku, menemaniku, mendukungku semampu mereka.
Kau, masih kau.. Dan apakah kau masih akan melakukan hal yang sama?...
Komentar
Posting Komentar