Diorama Semu #5
Ruangan seluas ini terasa begitu sempit dan panas meskipun tubuhku menggigil dingin. Salah satu sumber cahaya terpasang tepat beberapa meter di atas wajah. Disini banyak manusia.. tak seperti ruanganku dengan teman-temanku. Disini berisik.. aku benci keramaian.
Perhatianku hanya ke beberapa sudut atas, kelambu usang yang membatasi cahaya luar, dan menetesnya cairan Ringer Laktat yang disalurkan ke tanganku.
Lama sekali aku tak berjumpa mereka. Tulisanku berhenti di ujung mana juga ku tak tahu. Aku sangat merindukannya. Sekarang hanya bisa kubayangkan saja. Sebenarnya tak apa berlama disini asal sepi, di ruang tersendiri. Kalau bosan aku bisa menyanyi, kalau terlalu bosan aku bisa mengabadikan sudut-sudut sekitarku. Pasti akan jauh lebih menyenangkan dari saat ini.
Aku butuh pena dan kertas setidaknya. Tangan kananku yang masih bisa bergerak dengan bebas harus melakukan sesuatu. Mumpung otakku juga (masih) mampu berfikir. Aku tak mau hanya diam. Meski tubuh tak kuat, anggota lain mampu diajak menghasilkan sesuatu. Oh ya.. tapi ada baiknya juga aku dibawa kesini. Aku bertemu dengan Ibu, bapak, dan adikku. Yaa berkumpul dengan mereka lagi dalam rasio yang cukup lama. Pun begitu, aku tetap ingin duniaku yang biasanya. Tidak terbaring lemah disini...
Komentar
Posting Komentar