Ironi Saat Ini
Saat ini kamu sudah pecah. Pecah karena seseorang itu tak berhasil menjagamu dengan baik. Yaa semua tahu ada kemungkinan kamu bisa direkatkan lagi satu per satu. Tapi siapa yang tahu pecahan-pecahan kecilmu tersebar ke sudut mana. Ke bawah ranjang yang gelap, ke sudut almari, atau bahkan mungkin terbawa debu lain saat ibu menyapu. Mereka tak bisa melihat kamu ada di sebelah mana sekarang. Bagian yang sangat kecil itu mungkin tidak berharga sama sekali, tapi kamu tetap akan berbeda tanpa bagian itu. Kamu bukan lagi kamu yang dulu ataupun sekarang. Kamu akan berubah menjadi wajah baru. Benar benar baru.
Lalu bagaimana seseorang itu nanti menemuimu? Bayangkan saja dia datang dengan senyumnya yang selalu ia ciptakan itu. Dia tak akan lagi menanyakan 'bagaimana harimu' karena sekian jarak ini. Dia akan mengubahnya dengan 'apa kabar?'. Itupun jika dia masih mengingat wajahmu dengan pasti. Nun kenyataan wajahmu telah berbeda. Lalu apa yang perlu kamu perbuat?
Mungkin yang terbaik sekarang, kamu hanya harus memandang apa yang ada di depanmu. Melihat kenyataan bahwa semua tak lagi sama. Siapa yang akan menanam padi di sebuah sawah yang sudah berubah menjadi rumah?. Waw, kadang dunia menyeramkan ya, kadang dunia dengan terang- terangan menampilkan kekejamannya. Kamu memang sekarang sudah tak utuh lagi, tapi percaya sajalah tak akan terus begini. Meski dunia kejam, tapi Tuhan yang menggenggam. Lihat saja nanti kamu akan bertemu siapa-dia, menjadi aku-yang-bagaimana, dan mendapat bahagia-seperti-apa. Kamu tetap kamu.
Lalu bagaimana seseorang itu nanti menemuimu? Bayangkan saja dia datang dengan senyumnya yang selalu ia ciptakan itu. Dia tak akan lagi menanyakan 'bagaimana harimu' karena sekian jarak ini. Dia akan mengubahnya dengan 'apa kabar?'. Itupun jika dia masih mengingat wajahmu dengan pasti. Nun kenyataan wajahmu telah berbeda. Lalu apa yang perlu kamu perbuat?
Mungkin yang terbaik sekarang, kamu hanya harus memandang apa yang ada di depanmu. Melihat kenyataan bahwa semua tak lagi sama. Siapa yang akan menanam padi di sebuah sawah yang sudah berubah menjadi rumah?. Waw, kadang dunia menyeramkan ya, kadang dunia dengan terang- terangan menampilkan kekejamannya. Kamu memang sekarang sudah tak utuh lagi, tapi percaya sajalah tak akan terus begini. Meski dunia kejam, tapi Tuhan yang menggenggam. Lihat saja nanti kamu akan bertemu siapa-dia, menjadi aku-yang-bagaimana, dan mendapat bahagia-seperti-apa. Kamu tetap kamu.
Komentar
Posting Komentar